Istilah "penemu sound horeg" saat ini santer dikaitkan dengan sosok viral di media sosial yang dikenal sebagai Edi Sound atau dijuluki "Thomas Alva Edisound Horeg". Meskipun secara populer dianggap sebagai pelopor, penting untuk memahami bahwa sound horeg merupakan sebuah fenomena budaya yang evolusinya melibatkan banyak pihak dan tidak dapat diatribusikan pada satu penemu tunggal.
Sosok Edi Sound, yang nama aslinya disebut-sebut sebagai Memed, menjadi terkenal berkat julukan unik yang diberikan warganet. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh penting yang mempopulerkan dan memberikan gaya khas pada sound system hajatan dan karnaval, yang kini dikenal dengan istilah horeg—mengacu pada getaran dahsyat yang dihasilkan oleh dentuman bass-nya. Gaya rakitan dan operasionalnya dianggap membawa nuansa baru yang kemudian banyak diadopsi oleh pengusaha sound system lainnya, terutama di Jawa Timur.
Meski demikian, jejak sound horeg sudah ada jauh sebelum viralnya Edi Sound. Fenomena ini berakar dari tradisi karnaval dan perayaan masyarakat di Jawa Timur, khususnya di wilayah Malang dan Blitar.
Akar Sejarah dan Para Perintis Awal
Sejarah sound horeg dapat ditelusuri dari awal tahun 2000-an di Malang. Menurut David Stevan Laksamana Perwirayuda, Ketua Paguyuban Sound Malang Bersatu sekaligus pemilik Blizzard Audio, penggunaan sound system yang diangkut dengan truk untuk karnaval sudah ada sejak masa itu. Namun, istilah "horeg" belum populer dan penggunaannya masih sebatas pengiring musik tradisional untuk para penari saat pawai. Popularitasnya mulai meroket sekitar tahun 2014 seiring dengan perkembangan media sosial dan inovasi penambahan subwoofer yang menghasilkan getaran kuat.
Di wilayah Blitar, terdapat beberapa nama yang diakui sebagai "sesepuh" atau perintis awal dalam dunia sound horeg, di antaranya:
* Faskho Sengox: Berbasis di Kanigoro, Blitar, Faskho Sengox sering dijuluki sebagai "Mbahe Sound Horeg Jatim" (kakeknya sound horeg Jawa Timur). Pemiliknya, Syaiful Aziz atau Mbah Ngox, telah merintis usaha sound system sejak tahun 1990-an. Pengalaman panjang dan eksistensinya yang lebih awal menjadikan Faskho Sengox sebagai salah satu pelopor utama dalam budaya ini.
* BJ Hunter: Nama besar lainnya dari Blitar adalah BJ Hunter, yang juga merupakan salah satu pemain lama di kancah sound system Jawa Timur.
Peran Edi Sound dalam Konteks Kekinian
Kemunculan Edi Sound sebagai "penemu" lebih tepat dipahami sebagai representasi dari gelombang baru dan popularisasi masif sound horeg di era digital. Ia menjadi ikon dari fenomena ini, di mana kreativitas dalam merakit sound system untuk menghasilkan suara yang "mengguncang" menjadi sebuah atraksi utama.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa:
- Tidak ada penemu tunggal dari sound horeg karena ia lahir dari sebuah proses evolusi budaya di komunitas masyarakat Jawa Timur.
- Figur seperti pemilik Faskho Sengox dan BJ Hunter di Blitar, serta para pelaku usaha sound system di Malang seperti Blizzard Audio, merupakan para perintis awal yang telah membangun fondasi budaya ini sejak lama.
- Edi Sound atau "Thomas Alva Edisound Horeg" adalah pionir dan popularisator di era modern yang memberikan warna dan gaya baru, sehingga namanya menjadi sinonim dengan fenomena sound horeg yang viral belakangan ini.
Fenomena sound horeg sendiri terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai perayaan komunal di Jawa Timur, meskipun juga menuai kontroversi terkait dengan dampak kebisingannya.